Jalanjalan.it.com – Keraton Sambaliung di Berau, Kalimantan Timur, menjadi saksi sejarah kejayaan Kesultanan Berau yang berperan penting dalam budaya dan peradaban Nusantara.
1. Pengantar
Kalimantan Timur tidak hanya dikenal karena kekayaan alamnya yang melimpah, tetapi juga karena warisan budayanya yang mendalam. Salah satu peninggalan bersejarah yang mencerminkan kemegahan masa lalu adalah Keraton Sambaliung — pusat pemerintahan Kesultanan Berau yang pernah berjaya di wilayah timur Kalimantan.
Bangunan ini bukan sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga simbol kebesaran, kebudayaan, dan kearifan lokal masyarakat Berau yang masih dijaga hingga kini.
BACA JUGA : Masjid Bayan Beleq: Situs Sejarah Islam Tertua di Lombok
2. Sejarah Singkat Keraton Sambaliung
Keraton Sambaliung dibangun pada abad ke-19 oleh Sultan Alimuddin, salah satu penguasa dari Kesultanan Berau. Kesultanan ini merupakan pecahan dari kerajaan lama yang pernah berdiri di kawasan pesisir timur Kalimantan dan dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan rempah dan hasil bumi di masa lalu.
Setelah terjadinya perpecahan internal pada abad ke-18, Kesultanan Berau terbagi menjadi dua wilayah kekuasaan, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur.
Keraton Sambaliung menjadi istana resmi pemerintahan Sultan di wilayah timur Sungai Segah, sedangkan Keraton Gunung Tabur berada di wilayah barat sungai.
Sultan Alimuddin yang berkuasa pada masa itu membangun keraton dengan gaya arsitektur perpaduan antara Melayu, Bugis, dan kolonial Belanda, menandakan akulturasi budaya yang kaya di wilayah pesisir Kalimantan.
3. Arsitektur dan Keunikan Bangunan Keraton Sambaliung
Secara fisik, Keraton Sambaliung merupakan bangunan kayu berukuran besar yang menghadap ke Sungai Segah, sungai utama yang menjadi urat nadi transportasi Berau pada masa lalu.
Material utama bangunan ini menggunakan kayu ulin, jenis kayu khas Kalimantan yang terkenal kuat dan tahan terhadap cuaca serta serangan rayap.
Gaya arsitekturnya memadukan unsur tradisional dan kolonial. Bagian atap berbentuk limasan khas rumah Melayu, sementara bagian dalam memiliki ornamen dan ukiran yang menggambarkan motif flora dan kaligrafi Islam.
Beberapa ruangan penting di dalam keraton antara lain:
- Balairung utama, tempat sultan menerima tamu dan melakukan upacara adat.
- Kamar kerajaan, ruang pribadi bagi keluarga sultan.
- Ruang sidang adat, tempat bermusyawarah antara sultan dan bangsawan.
Hingga kini, sebagian besar struktur bangunan masih terjaga dengan baik, menjadikannya salah satu keraton kayu tertua yang masih berdiri di Kalimantan Timur.
4. Nilai Sejarah dan Budaya Keraton Sambaliung
Keraton Sambaliung memiliki makna mendalam dalam sejarah Kalimantan Timur. Di sinilah berbagai kebijakan politik, sosial, dan ekonomi Kesultanan Berau di ambil.
Lebih dari itu, keraton juga menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan Islam pada masa lampau.
Dalam catatan sejarah lokal, Kesultanan Berau memiliki hubungan diplomatik dengan beberapa kerajaan di Nusantara, termasuk Kutai Kartanegara, Bulungan, dan Kesultanan Sulu di Filipina Selatan.
Interaksi ini memperkaya budaya lokal Berau, yang kini dapat di lihat dari kesenian tradisional, bahasa, dan adat istiadat masyarakatnya.
Keraton Sambaliung juga menjadi saksi masuknya pengaruh kolonial Belanda di wilayah Kalimantan. Meski demikian, Kesultanan Berau tetap mempertahankan identitasnya melalui sistem pemerintahan adat yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kebijaksanaan lokal.
5. Fungsi Keraton di Masa Kini
Kini, Keraton Sambaliung tidak lagi berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi menjadi museum dan situs budaya yang terbuka untuk umum.
Pengunjung dapat melihat koleksi benda-benda bersejarah seperti:
- Singgasana Sultan dan peralatan kerajaan,
- Pakaian adat kebesaran Kesultanan Berau,
- Senjata tradisional seperti keris dan tombak,
- Dokumen dan foto-foto sejarah Kesultanan.
Setiap tahunnya, kawasan keraton juga menjadi tempat pelaksanaan acara adat dan budaya, seperti Festival Keraton Nusantara, upacara adat Sambaliung, dan peringatan hari jadi Berau.
Melalui kegiatan tersebut, Keraton Sambaliung tetap hidup sebagai ruang pelestarian tradisi dan identitas lokal di tengah arus modernisasi.
6. Potensi Wisata Sejarah dan Edukasi
Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Berau. Keraton Sambaliung memiliki daya tarik yang unik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Letaknya yang strategis di tepi sungai dan tidak jauh dari pusat kota Tanjung Redeb membuatnya mudah di akses oleh pengunjung.
Wisatawan dapat menikmati pemandangan arsitektur tradisional yang megah. Selain itu juga bisa belajar tentang sejarah Kesultanan Berau, sekaligus menyaksikan kehidupan masyarakat sekitar yang masih menjaga tradisi adat.
Selain itu, keraton ini juga menjadi lokasi penelitian bagi pelajar, sejarawan, dan budayawan yang ingin mendalami sejarah peradaban Kalimantan Timur.
7. Upaya Pelestarian dan Tantangan
Meski masih berdiri kokoh, Keraton Sambaliung menghadapi tantangan besar dalam pelestarian. Faktor usia bangunan dan perubahan cuaca menjadi ancaman utama bagi kelestarian kayu ulin yang menjadi material utama.
Pemerintah daerah bersama ahli konservasi dan pihak Kesultanan Berau terus melakukan restorasi berkala untuk memastikan struktur bangunan tetap kuat tanpa mengubah nilai sejarahnya.
Selain itu, edukasi masyarakat juga menjadi bagian penting dalam menjaga keberlangsungan situs budaya ini. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan sejarah, diharapkan generasi muda dapat ikut berperan dalam menjaga identitas daerah.
8. Kesimpulan
Keraton Sambaliung adalah bukti nyata kejayaan Kesultanan Berau yang pernah mewarnai sejarah Kalimantan Timur. Keindahan arsitektur, kekayaan budaya, dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya menjadikan keraton ini sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Berau.Lebih dari sekadar bangunan, keraton ini adalah penjaga memori kolektif tentang masa lalu yang gemilang dan sumber inspirasi bagi masa depan.
Dengan pelestarian yang berkelanjutan, Keraton Sambaliung akan terus berdiri sebagai saksi bisu sejarah dan ikon kebudayaan Kalimantan Timur di mata dunia. 🌿🏰

